Tantangan dan masalah adalah hal yang biasa hadir dalam hidup kita. Kita menjumpainya dalam kehidupan pribadi, keluarga ataupun pekerjaan.
Dibalik setiap tantangan dan perubahan, terdapat hikmah dan kesadaran. Itulah bagaimana semesta membangun kita.
Bila kita memandang tantangan dan masalah sebagai sebuah aspek negative dan kemudian terjebak dalam masalah tersebut. Kita kehilangan momen untuk belajar dari masalah/tantangan tersebut.
Dalam setiap tantangan atau masalah, tidak akan menjadi sebuah masalah besar bagi diri kita, apabila kita berpikir di sisi solusi. Kemampuan kita melihat permasalahan dengan pemikiran lebih luas, berpikir lateral, kesempatan bagi munculnya ide-ide out of the box serta melihat permasalahan dari sudut pandang yang lain (re-framing) akan membantu memahami situasi permasalahan dan mencari solusi bagi permasalahan itu. Permasalahan adalah sarana yang disediakan alam bagi pengembangan diri kita. Terjebak dalam permasalahan dengan rasa sedih, keluh kesah dan frustasi akan menghambat pengembangan diri dan tingkat kesadaran kita.
Orang-orang besar dalam sejarah adalah orang-orang yang mampu mempelajari hikmah dari setiap kejadian dan episode drama kehidupan mereka, dan menjadikannya sebagai sarana pembelajaran menjadi pribadi yang lebih baik seiring perjalan waktu.
Apabila kita melihat lebih jauh lagi, sebenarnya kita akan mudah melihat setiap permasalahan, karena solusi/jawaban senantiasa menyertai masalah itu sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah melihat dari sudut pandang yang lain, yang lebih luas. Hal ini bisa dilakukan apabila pola pikir kita terbuka, serta fokus pandangan kita tidak terhalangi oleh respon negatif emosi kita terhadap permasalahan.
Masalah selalu ada setiap saat. Kekuatan pembelajaran kita ada di manajemen respon emosi dan respon tindakan. Respon emosi dan tindakan kita terhadap suatu permasalahan lah yang membentuk kita menjadi pribadi seperti saat ini.
Well, masalah? Bukan masalah, selamat belajar dan berkembang 🙂
“Masalah adalah sarana pembelajaran menjadi pribadi yang lebih tangguh dalam kurikulum pelajaran bernama hidup & kehidupan”
-Ferry Fibriandani (@Fibriandani)